Minggu, 01 Februari 2009

Penghuni Perut Ikan Nun

Dengan memendam rasa marah yang menggunung, dia menapaki tangga kapal yang sudah penuh sesak muatan dan penumpang, dia tidak habis pikir kenapa orang-orang di tempat asalnya tidak mau menerima ajakannya. Padahal dia mengajak mereka untuk kebaikan, tapi mereka malah mencemooh dan menolak ajakannya. Tak jarang hinaan kasar juga diterimanya.

Cukup sudah.! Dia benar-benar marah dan pergi meninggalkan mereka. Tapi, “O biarlah.. pasti kaum yang bebal itu akan dihukum Tuhan”,pikirnya.”Aku akan mencari kaum yang patuh untuk kuseru pada ajaran Tuhan saja”.

Diantara deburan ombak samudera dan tingkahan burung camar, matanya dimanjakan oleh pemandangan samudera luas nan biru indah.meski terlihat gumpalan awan yang berarak di langit.

Tidak lama berlayar, tiba-tiba terjadi kepanikan luar biasa, di tengah cuaca yang memburuk dengan cepat, kapal perlahan mulai tenggelam. Awak kapal terlihat berlarian melemparkan barang-barang kelaut untuk mengurangi beban kapal. Kepanikan penumpang makin bertambah-tambah ketika kapal makin karam.

“Kapal ini masih terlalu berat, kita harus mengurangi beban lagi.!” Teriakan Kapten kapal memerintahkan Awak kapal. “Tapi sudah semua barang dan persediaan makan dibuang ke laut” sahut mereka. “Kalau begitu, kita harus melempar salah satu penumpang kelaut, tidak ada jalan lain”.

Diadakanlah undian untuk semua penumpang kapal, tujuannya memilih seorang yang sial untuk dibuang ke laut.dan lelaki yang pergi dari kaumnya dengan keadaan marah itu tercekat saat dia yang terpilih dibuang kelaut. Yang lain menarik napas panjang, Lega.!

Dengan risau, dia menapak di bibir kapal. Diiringi tatapan iba seluruh penumpang kapal, dia melompat terjun ke laut.

Tiba tiba sekelebat bayangan gelap yang sangat besar menyeruak dari kedalaman lautan dengan sangat cepat. Permukaan air bergelora dahsyat. Seekor ikan besar menyambar tubuh lelaki itu, menelan dan membawanya dalam kegelapan samudera.

Itulah kisah Nabi Yunus yang dituliskan Allah dalam Al Qur’an ;

Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. ( Ash Shaaffaat139-144 )

Bukankah kisah Nabi Yunus kerap terjadi dalam kehidupan kita.? Tak jarang saat kesulitan dan masalah mendera, kita malah lari, alih-alih menghadapinya. Tetapi Nabi Yunus yang notabene adalah seorang Rasul justru dikatakan Allah sebagai seorang yang tercela karena lari dari masalah.

Lalu, kalau sekiranya kita sudah terlanjur lari seperti halnya Nabi Yunus, apa yang harus kita lakukan.? Apakah kita akan membiarkan diri kita tercela dihadapan Allah.?

Mari kita simak lanjutan kisah Nabi Yunus.

Didalam kegelapan perut ikan Nun, Nabi Yunus baru menyadari bahwa ternyata Allah sedang menegurnya. Dalam ketersadaran itu, dia memanjatkan do’a kepada Allah ; “Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.( Al Anbiyaa 87-88 )

“Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman”. Sengaja saya kutip lagi Ayat ini untuk menunjukkan bahwa kisah Nabi Yunus sesungguhnya sama dengan kehidupan kita, dan kepastian jalan keluarnya pun sudah diberitahu Allah lewat Ayat ini bahwa Allah akan menyelamatkan orang-orang yang beriman saat berdo’a seperti do’anya Nabi Yunus.

Semoga kita bisa keluar dari perut ikan Nun kehidupan, seperti Nabi Yunus yang akhirnya keluar dari gelapnya perut ikan Nun.

Aamin

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Teruntuk para alumni yang punya blog, gunakanlah logo the esq way dalam blog rekan-rekan sebagai salah satu widget dalam blog.

Code HTML dan petunjuk lebih lanjut bisa rekan-rekan lihat di : http://putrichairina.wordpress.com/2009/02/08/aku-ksatria-165/

Mari kita sebarkan nilai-nilai 165 dalam blog kita!

Salam 165!